Filsafat Yunani ? Tahukah Anda !

Advertisemen



+ Makna Filsafat Dahulu dan Sekarang

 Kalimat filsafat berasal dari kalimat Yunani yang tersusun dari dua sukukata, sukukata pertama adalah Philo yang berarti kecintaan. keterpengaruhan, atau kepemilikan. Dan sukukata kedua adalah Shophia yang berarti hikmah. Sedangkan makna dari kedua kata tersebut adalah pecinta, keterpengaruhan atau kepemilikan akan hikmah. Dan kalimat Filosof terususun dari dua kalaimat, Philos dan Shofos yang berarti pecinta hikmah dan penggeraknya. Jika orang arab menyebut mereka (Filosof) sebagai Hakim (ahli hikmah). maka Falasifah bagi orang Arab adalah Hukama' (orang-orang ahli hikmah)
.
 Sejarah mencatat bahwasannya orang pertama yang melontarkan istilah ini adalah Filosof Yunani Phitagoras (572-457 S.M.) seperti yang ia katakan: "Hikmah dalam artinya yang sempurna tidak akan sesuai dengan manusia, dan salah satu dari kita akan merasakan kesusahan untuk mencapainya. Dan itu semua mungkin akan menghabiskan seluruh umur kita, tanpa bisa menggapainya. Hikmah adalah pengetahuan yang kita cari dan kita ambil manfaatnya sesuai dengan kadar kemampuan. Maka kita bukan seorang ahli hikmah tapi seorang pencari dan pecintanya, yakni seorang filosof.

 Herodotus seorang sejarawan Yunani meriwayatkan, bahwasannya Krispus berkata kepada Solon seorang filosof Yunani kurun 640-558 SM, "Aku mendengar bahwa kamu telah berkeliling di berbagai negara 'Mutafalsifan' ". Kalimat mutafalsifan disini bermakna mencari pengetahuan dan hikmah.

 Dan hikmah adalah pengetahuan manusia yang paling tinggi yang ditakdirkan pada kita melalui perantara khusus, jadi ia mencakup berbagai permasalahan besar dan mendetail. Jika diwujudkan pada seseorang, maka ia adalah seorang yang mempunyai sifat kasih sayang dan bertingkah laku baik.

 Jika memungkinkan bagi kita untuk medifinisikan makna Filsafat dari segi bahasa (terminologi) seperti diatas. Maka pendefinisian atau pemaknaan secara istilah (etimologi) seperti layaknya disiplin-disiplin ilmu yang lain, adalah perkara yang tidak mudah dan tidak terukur. Karena sesungguhnya pengertian secara istilah akan suatu disiplin ilmu, biasanya diambil dari pengelompokan akan materi atau obyek pembahasan dari ilmu tersebut.

 Sedangkan sejarah memberitahukan pada kita bahwa filsafat tidak terbatas pada satu obyek, dan juga tidak membatasi dirinya pada satu pembahasan saja, maka dari itu muncul berbagai definisi atau pengertian akan filsafat, sesuai dengan bidang garapannya masing-masing.

 Dan setiap madzhab mendefinisikannya sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing.

To be Continued:...


Advertisemen